Senin, 28 Oktober 2013

Jurnalistik 1, NEWS

Keamanan Kampus J2 Gunadarma Dipertanyakan

BEKASI -- Keamanan kampus J2 Universitas Gunadarma dipertanyakan. Pasalnya, Handphone milik seorang mahasisiwi semester 5 Jurusan Sastra Inggris di Universitas Gunadarma ini raib di dalam kelas. Mahasiswi ini adalah salah satu dari anggota BEMF di fakultas Sastra Inggrisnya.

Andhina pemilik Handphone berjenis blackberry ini tidak menyangka HPnya raib di dalam kelas yang tidak begitu banyak di gedung kampusnya, yang kiranya memiliki pengamanan ketat ini.

"Saat itu waktunya pulang kuliah, ketika dikampus ramai dan dikelas sepi, saya bersama teman-teman sedang berbincang-bincang ketika itu saya sedang charge HP di dalam kelas. Ini hal terbodoh yang saya lakukan, dengan begitu saja melupakan bahwa HP saya sedang di charge, saya kaget HP saya hilang ketika saya kembali lagi untuk mengambil HP," kata Andhina, di Bekasi. (28/10/13)

Andhina menyesalkan akan kejadian ini. Seharusnya, pihak universitas menyediakan cctv disetiap sudut ruangan atau pengamanan yang lain yang lebih ketat. Penyediaan fasilitas cctv bermanfaat untuk para mahasiswa/i jika mengalami hal serupa.

"Saya mempertanyakan keamanan kampus. Kalau HP saya hilang seperti ini siapa yang bertanggung jawab. Harusnya kampus bertanggung jawab untuk hal ini, namun sangat kecil kemungkinannya. Keamanan seperti cctv diperlukan untuk mencegah hal seperti ini terulang," kata Andhina dengan wajah kecewa.

Andhina berharap pihak kampus mencari pelaku agar bisa ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Sehingga kedepannya kasus seperti ini tidak terulang lagi. "Kejadian seperti ini sudah sering terjadi. Saya harap hal ini tidak terulang lagi. Mungkin dengan ditambahnya cctv di setiap sudut ruangan bisa menambah keamanan dan mahasiswa/i lebih merasa aman dan nyaman belajar di kampus Gunadarma," katanya.

melia cholilah
14611411 - 3sa04

Minggu, 27 Oktober 2013

Jurnalistik 1, Tulisan Feature (perjalanan)

Danau Cirata berpotensi Wisata? Hmm..













1 Danau ini dimiliki oleh 3 kabupaten? Wow! Bandung, Cianjur, Purwakarta!

Akhirnya, malam itu saya dan keluarga saya akan bermalam di salah satu rumah apung milik orang asli cianjur yang tinggal lama di danau cirata, tak lain milik paman saya sendiri. (15/9/2013)

Sebelumnya, saya dan keluarga saya memulai perjalanan dari Jakarta pada Minggu (15/9/2013) pada pagi hari dan sampai dilokasi sekitar pukul 2 siang, istirahat sebentar di rumah paman saya di Cikidang Bayabang, daerah Coklat, lalu kami melanjutkan perjalanan ke Danau Cirata dengan menggunakan mobil sekitar 30 menit perjalanan untuk sampai ke tujuan.

Sesampainya dilokasi Danau Cirata tersebut, saya sempat terpana sebentar melihat pemandangan nan indah dan sangat membuat saya untuk cepat-cepat bermalam dan melihat keindahan kesejukan pada pagi hari di rumah apung, yaaa.. terapung di air, yang tidak pernah sebelumnya saya rasakan.

Mala, salah satu sepupu dari anak paman saya, kami duduk di saung, Mala menceritakan tentang berbagai kegiatan mulai dari bisnis hingga para nelayan yang mencari ikan untuk memenuhi kehidupan, dan tak lupa berbagai keindahan alamnya yang menawan. Namun, lanjutnya, belum tergarap dengan baik. Ia mengungkapkan sebagaian besar yang menginap adalah wisatawan yang berasal dari luar kota bahkan sepengetahuannya, ada wisatawan asing yang berwisata kesini.

“kapal atau disebut perahu yang ukurannya lumayan besar, digunakan penduduk sebagian besar disini untuk menjalani bisnis dan untuk kehidupannya, kita bisa menggunakannya untuk mengelilingi danau cirata, bahkan ke kota bandung menggunakan perahu juga bisa!” ujar Mala.

(16/9/2013) pagi yang indah, dengan kicauan suara burung-burung kecil terbang mengelilingi rumah apung ini, suara mamang jualan mendayungkan perahunya menjajakan sarapan pagi yang masih hangat, suara perahu yang lewat sehingga membuat rumah apung ini goyang namun tidak kencang. Merasakan keindahan pada pagi itu, terlihat kedamaian yang sepertinya sangat diinginkan oleh sebagian banyak orang.

Dalam liburan yang membawa pengetahuan serta pembelajaran buat saya tentang keindahan alam hingga berartinya kehidupan, dengan melihat para nelayan yang mencari ikan di pekatnya malam ketika orang-orang tidup lelap. “saya bisa mengumpulkan kurang lebih 5kg ikan beda-beda ukuran, jika beruntung hanya 5 jam di danau, tetapi jika bukan hari saya, saya bisa 7-9 jam di danau untuk dijual lagi esok hari” mang dadan, 51tahun, pendayung malam.

Tak hanya sekedar panorama dan segala keindahan danau cirata yang ada di Indonesia ini yang akan saya kenang. Melainkan juga sisi budaya, masalah sosial, dan masalah lingkungan, sampai problematika transportasi yang dihadapi saya dan keluarga selama perjalanan.

Masih berada di Daerah Danau Cirata, Cianjur, Jawa Barat ini saya dan keluarga saya, dimana tempat kami bermalam, bakar-bakar ikan sambil menikmati keindahan dari-Nya, berharap di kemudian hari kami bisa mengunjungi daerah asri yang menurut saya berpotensi wisata ini.

melia cholilah
14611411 - 3sa04

Jurnalistik 1, Hasil Investigasi

Peduli Pendidikan, Para Remaja ini Mengajar Anak Jalanan














Anak jalanan, tidak sedikit orang yang menganggap bahwasannya anak jalanan itu memiliki attitude yang buruk dan tidak peduli terhadap sekitar bahkan terhadap hidupnya sendiri. Anak jalanan bukan lah sesuatu hal yang menyeramkan ketika kita temui di setiap lampu merah, padahal terdapat banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya ketika kita mau dan ikut peduli terhadap hidup mereka.

Pendidikan, siapa yang tidak mau mendapatkan pendidikan yang layak seperti halnya para anak-anak yang masih bisa dihidupi oleh orangtuanya, diberikan pendidikan yang layak, disekolahkan di sekolah yang ternama. Namun, bagaimana dengan nasib anak jalanan yang hanya bisa duduk termenung menadahkan tangannya di pinggir jalan, atau yang mereka bisa hanya memainkan nada pada gitar kecilnya di setiap lampu merah. Lalu pendidikan layak seperti apa yang bisa mereka dapatkan, jika setiap hari dimereka harus mencari kehidupan demi sesuap nasi?

Kunjungan kami, pada hari Minggu siang tepatnya di Ruko depan Primagama dibelakang Bekasi Cyber Park Mall. “Anak Jalanan itu tidak seperti yang masyarakat pada umumnya membicarakan tentang perilaku buruk mereka, padahal dihati kecil para anak jalanan terdapat kemauan yang tinggi dalam mencapai cita-cita mereka, begitupun kemauan belajar yang tinggi, walau sulit” Agung, 20 tahun, Mahasiswa.

“Kami KOPPAJA ( Komunitas Peduli Pendidikan Anak Jalanan ) sudah berdiri di Bogor, Bekasi, dan Jakarta, kami mengajar anak jalanan setiap hari Minggu siang rutin di depan ruko ini, Fun Learning cara kami dalam mengajar anak jalanan, tidak mudah dan tidak cepat dalam membangun karakter mereka” Imel, 19 tahun, Mahasiswi Universitas Gunadarma.

Dua orang dari para remaja yang peduli dengan pendidikan anak jalanan itu memberikan tanggapannya, bahwa anak jalanan itu sebenarnya juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak, komunitas KOPPAJA ini akan membantu para anak jalanan dalam melanjutkan sekolah formalnya dikemudian hari setelah character buildingnya terbentuk, begitu ujar Agung ketua KOPPAJA bekasi.

melia cholilah
14611411 - 3sa04

Selasa, 22 Oktober 2013

Tempat Wisata di Sulawesi Tenggara


BENTENG KERATON BUTON – KOTA BAU-BAU


Benteng yang merupakan bekas ibukota Kesultanan Buton ini memiliki bentuk arsitek yang cukup unik, terbuat dari batu kapur/gunung dan direkatka dengan telur. Saat pembangunnya, semua warga Buton bekerja bakti untuk benteng tersebut. Seorang perempuan yang kaya dan dermawan bernama Wa Ode Bau, menyumbangkan perhiasan satu tudung saji diserahkan kepada kerajaan Buton untuk terlaksananya pekerjaan benteng itu akhirnya diselesaikan pada tahun 1647. Benteng yang berbentuk lingkaran ini dengan panjang keliling 2.740 meter.

Benteng terpanjang di Indonesia dan di dunia ini memiliki 12 pintu gerbang yang disebut Lawa dan 16 emplasemen meriam yang mereka sebut Baluara. Letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik di zamannya. Dari tepi benteng yang sampai saat ini masih berdiri kokoh anda dapat menikmati pemandangan kota Bau-Bau dan hilir mudik kapal di selat Buton dengan jelas dari ketinggian,suatu pemandangan yang cukup menakjukkan. Selain itu, di dalam kawasan benteng dapat dijumpai berbagai peninggalan sejarah Kesultanan Buton.

AIR TERJUN TIRTA RIMBA – KOTA BAU-BAU



Orang Bau-Bau menyebut air terjun sebagai air jatuh, sedangkan yang dimaksud air jatuh disini adalah Air Terjun Tirta Rimba. Tidak banyak memang air terjun di kota ini, dan Tirta Rimba merupakan salah satu yang paling populer bagi warga sekitar.

Air Terjun yang merupakan aliran Sungai Kokalukuna ini mempunyai ketinggian hanya sekitar 6 meter dengan lebar aliran sungai sepanjang kurang lebih 5 meter. Air mengalir dari atas melalui batu-batu besar menuju kolam yang telah dibentuk dengan ukuran sekitar 10×7 meter lengkap dengan papan tempat meluncur layaknya kolam renang. Air Terjun yang terletak 4 km dari kota Bau-Bau ini menjadi favorit warga sekitar karena selain letaknya yang strategis juga murah meriah. Pengunjung hanya dikenakan tarif sebesar Rp.2.000 dan bahkan pada saat di luar musim liburan pengunjung tidak dikenakan tarif sepeser pun. “Biasanya hanya hari libur saja ada yang jaga dan mengutip (memungut uang retribusi), itu pun tidak tentu kadang dari Dispenda, kadang dari Kehutanan, kadang dari instansi lainnya”, tutur salah satu warga yang sering berkunjung ke sana.

Cara terbaik untuk menikmati Air Terjun Tirta Rimba ini adalah dengan berdiri di bawah aliran air dekat batu-batu besar, karena airnya tidak terlalu deras sehingga cukup nyaman untuk berdiri di bawahnya. Air di sini juga sangat jernih karena memang tempat ini merupakan salah satu daerah konservasi yang berada dalam pengawasan Kementerian Kehutanan.

Sumber : http://galeriwisata.wordpress.com/wisata-sulawesi/wisata-sulawesi-tenggara/air-terjun-tirta-rimba-bau-bau/

GOA LAKASA – KOTA BAU-BAU



Goa Lakasa yang terletak di Kelurahan Sulaa, Kecamatan Betoambari, Kota Bau-Bau, Propinsi Sulawesi Tenggara ini diambil dari nama orang penemu goa ini, yaitu Pak Kasa. Sedangkan nama La merupakan nama imbuhan bagi lelaki masyarakat Bau-Bau. Goa ini memiliki kedalam sekitar 120 meter dan terdapat mata air yang mengkristal, stalaktit dan stalakmit yang indah walau sudah berumur ratusan tahun.

Memasuki goa ini berarti memasuki perut bumi. Begitu memasuki goa ini kamu akan disambut dengan rangkaian stalaktit dan stalakmit dengan berbagai bentuk yang indah Dahulu pintu masuk goa ini hanya seukuran badan orang dewasa dan untuk menyusui goa ini diperlukan senter untuk penerangan. Namun pada tahun 2010, pemerintah sudah memugar pintu masuk goa ini sehingga pengunjung bisa dengan mudah memasuki goa ini. Di sepanjang jalur penyusuran goa ini pun sudah terpasang lampu sehingga pengunjung bisa leluasa menyaksikan stalaktit dan stalakmitnya yang indah.

Setelah menyusuri goa selama kurang lebih 15 menit kamu akan sampai di pangkal goa yang terdapat kubangan air menyerupai telaga. Oleh masyarakat sekitar telaga ini dinamakan Pemandian Lakasa. Airnya tawar, jernih dan sejuk. Saat musim kemarau pun air di telaga ini tidak pernah kering dan bisa mencukupi kebutuhan air untuk warga sekitar.

Sumber : http://www.utiket.com/id/obyek-wisata/bau_bau/113-goa_lakasa.html

MELIA CHOLILAH
14611411
3 SA 04

Rabu, 08 Mei 2013

etika bisnis dan kewirausahaan

MELIA CHOLILAH
14611411
2SA04

Rangkuman Materi :
* Etika Bisnis
* 6 tingkatan pembangunan moral
* aplikasi standart moral
* tanggung jawab moral
* contoh pelanggaran etika bisnis

- Etika bisnis 
merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk mengenalisis batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan. Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir menghancurkan musuh-musuhnya.  Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan. .

- Menurut Robert C. Salomon, seorang pakar filsafat, secara etimologi etika mengupas berbagai persoalan mendasar, yakni:
1) Karakter seseorang, yang mencakup mengenai apa yang di maksud dengan orang baik itu; dan
2) Aturan sosial, yang mengatur dan membatasi perilaku seseorang, terutama aturan-aturan pokok yang berkenaan dengan ‘‘baik’’ dan ‘‘buruk’’, yang dikenal denganmoralitas.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.

2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah.

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang.

6. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.

- 6 tingkatan Perkembangan Moral
Riset psikologi menunjukkan bahwa, perkembangan moral seseorang dapat berubah ketika dewasa. Saat anak-anak, kita secara jujur mengatakan apa yang benar dan apa yang salah, dan patuh untuk menghindari hukuman. Ketika tumbuh menjadi remaja, standar moral konvensional secara bertahap diinternalisasikan. Yaitu standar moral yang tidak memihak dan yang lebih memperhatikan kepentingan orang lain, dan secara memadai menyeimbangkan perhatian terhadap orang lain dengan perhatian terhadap diri sendiri.
Menurut ahli psikologi, Lawrence Kohlberg, dengan risetnya selama 20 tahun, menyimpulkan, bahwa ada 6 tingkatan (terdiri dari 3 level, masing-masing 2 tahap) yang teridentifikasi dalam perkembangan moral seseorang untuk berhadapan dengan isu-isu moral. Tahapannya adalah sebagai berikut :

1) Level satu : Tahap Prakonvensional
Pada tahap pertama, seorang anak dapat merespon peraturan dan ekspektasi sosial dan dapat menerapkan label-label baik, buruk, benar dan salah.
Tahap satu : Orientasi Hukuman dan Ketaatan
Pada tahap ini, konsekuensi fisik sebuah tindakan sepenuhnya ditentukan oleh kebaikan atau keburukan tindakan itu. Alasan anak untuk melakukan yang baik adalah untuk menghindari hukuman atau menghormati kekuatan otoritas fisik yang lebih besar.
Tahap dua : Orientasi Instrumen dan Relativitas
Pada tahap ini, tindakan yang benar adalah yang dapat berfungsi sebagai instrument untuk memuaskan kebutuhan anak itu sendiri atau kebutuhan mereka yang dipedulikan anak itu.

2) Level dua : Tahap Konvensional
Pada level ini, orang tidak hanya berdamai dengan harapan, tetapi menunjukkan loyalitas terhadap kelompok beserta norma-normanya. Remaja pada masa ini, dapat melihat situasi dari sudut pandang orang lain, dari perspektif kelompok sosialnya.
Tahap Tiga : Orientasi pada Kesesuaian Interpersonal
Pada tahap ini, melakukan apa yang baik dimotivasi oleh kebutuhan untuk dilihat sebagai pelaku yang baik dalam pandangannya sendiri dan pandangan orang lain.
Tahap Empat : Orientasi pada Hukum dan Keteraturan
Benar dan salah pada tahap konvensional yang lebih dewasa, kini ditentukan oleh loyalitas terhadap negara atau masyarakat sekitarnya yang lebih besar. Hukum dipatuhi kecuali tidak sesuai dengan kewajiban sosial lain yang sudah jelas.

3) Level tiga : Tahap Postkonvensional, Otonom, atau Berprinsip
Pada tahap ini, seseorang tidak lagi secara sederhana menerima nilai dan norma kelompoknya. Dia justru berusaha melihat situasi dari sudut pandang yang secara adil mempertimbangkan kepentingan orang lain. Dia mempertanyakan hukum dan nilai yang diadopsi oleh masyarakat dan mendefinisikan kembali dalam pengertian prinsip moral yang dipilih sendiri yang dapat dijustifikasi secara rasional. Hukum dan nilai yang pantas adalah yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang memotivasi orang yang rasional untuk menjalankannya.
Tahap Lima : Orientasi pada Kontrak Sosial
Tahap ini, seseorang menjadi sadar bahwa mempunyai beragam pandangan dan pendapat personal yang bertentangan dan menekankan cara yang adil untuk mencapai consensus dengan kesepahaman, kontrak, dan proses yang matang. Dia percaya bahwa nilai dan norma bersifat relative, dan terlepas dari consensus demokratis semuanya diberi toleransi.
Tahap Enam : Orientasi pada Prinsip Etika yang Universal
Tahap akhir ini, tindakan yang benar didefinisikan dalam pengertian prinsip moral yang dipilih karena komprehensivitas, universalitas, dan konsistensi. Alasan seseorang untuk melakukan apa yang benar berdasarkan pada komitmen terhadap prinsip-prinsip moral tersebut dan dia melihatnya sebagai criteria untuk mengevaluasi semua aturan dan tatanan moral yang lain.

- aplikasi standart moral 
Untuk dapat menjalankan bisnis yang baik, maka seorang pelaku bisnis harus melakukan tindakan-tindakan yang tidak merugikan diri sendiri taupun pihak lain. Dari sudut pandang moral, bisnis sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan kepentingan diri sendiri maupun hak dan kepentingan orang lain guna kepentingan bisnis itu sendiri, karena jika produsen sebagai pelaku bisnis hanya mementingkan kepentingan diri sendiri,misalkan dalam hal mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, namun di samping hal tersebut produsen tidak mementingkan hak dan kepentingan konsumen, maka konsumen akan merasa dirugikan atau merasa kecewa terhadap produk bisnis yang ditawarkan. Oleh karena itu penting bagi pelaku bisnis untuk memperhatikan hak dan kepentingan konsumen,untuk tetap mendapatkan kepercayaan terhadap produk yang ditawarkan kepada para konsumen. Dari sudut pandang hukum, bisnis yang baik harus dijalankan sesuai ketentuan yang berlaku, karena peraturan dalam hukum tertulis, sehingga aka nada sanksi jika terjadi pelanggaran terhadap hukum tersebut, dan untuk menghindari pelaksanaan kegiatan bisnis yang terlibat dengan kasus hukum yang pada umumnya dianggap merugikan salah satu pihak.

- tanggung jawab moral
Saat ini perusahaan dihadapkan pada paradigma yang relatif masih baru di Indonesia, yaitu paradigma yang melihat antara pihak perusahaan dan masyarakat bukanlah dua pihak yang berbeda dan bertolak belakang, namun merupakan bagian yang tak terpisahkan.
Fakta masyarakat ada realita kontradiktif, dimana di satu pihak ada perusahaan besar yang aktivitas usahanya banyak diwarnai dengan konflik sosial, tetapi di sisi lain ada perusahaan besar yang berkinerja baik tanpa harus mengalami konflik sosial. Kondisi yang demikian diduga sangat dipengaruhi oleh derajat perilaku etis perusahaan, yang diwujudkannya melalui kadar tanggung jawab sosial perusahaan.

Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak bisa berdiri sendiri. Perusahaan memerlukan kemitraan yang saling timbal balik dengan institusi lain. Perusahaan selain mengejar keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan dirinya, juga memerlukan alam untuk sumber daya olahannya dan stakeholders lain untuk mencapai tujuannya. Dengan menggunakan pendekatan tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga keuntungan secara sosial.

- contoh langgaran etika bisnis
Perkembangan pasar modal yang cukup menggeliat setelah terjadi krisis tahun 2008 menyebabkan harga-harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan tersebut memberikan keuntungan yang cukup tinggi untuk para trader yang melakukan transaksi jual dan beli.

Sekuritas sebagai salah satu anggota bursa yang memberikan fasilitas untuk masyarakat yang ingin berinvestasi dipasar modal. Sekuritas tersebut mendapatkan izin dari Bapepam-LK sebagai perantara perdangan efek. Mr. A yang berkerja pada sekuritas sebagai broker tersebut memiliki nasabah-nasabah kelas “kakap” atau nasabah yang memiliki dana yang besar dan setidaknya nasabah tersebut dapat menggerakan harga yang sedang terjadi di pasar. Broker tersebut telah memiliki posisi pada saham PT. XYZ karena memiliki informasi orang dalam perusahaan. Broker tersebut memberikan rekomendasi kepada nasabah bahwa harga saham PT. XYZ akan mengalami kenaikan harga. Selain itu, sekuritas dimana broker itu berkerja juga telah melakukan pembelian terhadap saham PT. XYZ tersebut. Nasabah yang mengikuti rekomendasi dari broker tersebut membeli saham tersebut dengan jumlah lot yang besar sehingga harga mengalami kenaikan yang memberikan keuntungan kepada broker dan sekuritas tersebut. Mr. B yang mengetahui kejadian tersebut melaporkan kepada Bapepam untuk ditindaklanjuti atas kecurangan tersebut.

Kesimpulan
Pelanggaran etika bisnis itu dapat melemahkan daya saing hasil industri dipasar internasional. Ini bisa terjadi sikap para pengusaha kita. Lebih parah lagi bila pengusaha Indonesia menganggap remeh etika bisnis yang berlaku secara umum dan tidak pengikat itu.
Kecenderungan makin banyaknya pelanggaran etika bisnis membuat keprihatinan banyak pihak. Pengabaian etika bisnis dirasakan akan membawa kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak, para pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan negara.

sources : 
- wikipedia.com
- google.com

Rabu, 24 April 2013

Pengorganisasian Aktivitas Individu

Pengorganisasian Aktivitas Individu 

A. Pertanggung Jawaban
Tanggung jawab mungkin adalah metode penyaluran aktivitas individu dalam organisasi yang paling mendasar. Tanggung jawab adalah kewajiban untuk melaksanakan aktivitas yang dibebankan. Tanggung jawab adalah komitmen pribadi untuk menangani suatu pekerjaan sebaik mungkin dengan kemampuannya.
Tiga bidang yang berhubungan dengan tanggung jawab adalah:
1. Pembagian kerja
2. Menegaskan aktivitas kerja dari menejemen
3. Bertanggung jawab

B. Menegaskan Aktivitas Kerja Manajemen
Penegasan aktivitas-aktivitas kerja dari manajer adalah sama pentingnya dengan pembagian aktivitas-aktivitas kerja dari non manajer. Arti penting dari penegasan ini didukung oleh kenyataan bahwa manajer mempengaruhi bagian terbesar dari sumber daya-sumber daya salam system manajemen dibandingkan dengan individu non manajer.
Derajat tanggung jawab yang dimiliki oleh manajer bisa ditentukan dengan menganalisa sikap mereka kepada dan memimpin bawahan, perilaku mereka dengan tingkatan manajemen yang lebih tinggi, perilaku mereka dengan kelompok-kelompok lain, sikap dan nilai-nilai pribadi.

C. Wewenang
Wewenang adalah hak untuk melaksanakan atau memerintah. Wewenang memungkinkan pemegangnya bertindak dengan cara tertentu dan mempengaruhi secara langsung tindakan dari orang lain melalui perintah yang dikeluarkan.wewenang didefinisikan sebagai karakter komunikasi dengan mana ia diterima oleh individu sebagai penetuan tindakan yang akan diambil oleh individu dalam system.

D. Jenis-jenis Wewenang
Tiga tipe utama wewenang bisa mempunyai keberadaan dalam organisasi, yaitu wewenang lini, wewenang staf, wewenang fungsional. Tiap tipe wewenang yang ada dalam organisasi tersebut hanya bisa membuat individu bisa melaksanakan tipe tanggung jawab yang berbeda yang telah dibebankan pada mereka.

E. Sentralisasi dan Desentralisasi
Perbedaan menyolok yang ada pada sejumlah aktivitas kerja relative dan jumlah wewenang relative yang didelegasikan kepada bawahan dari satu organisasi dan organisasi lainnya. Dalam prakteknya, adalah hal yang biasa jika pendelegasian ada dan tidak ada dalam suatu organisasi. Pendelegasian ada dalam sebagian besar organisasi tetapi dalam berbagai tingkatan.
Istilah sentralisasi dan desentralisasi menguraikan tingkatan umum dimana pendelegasian ada dalam suatu organisasi. Istilah tersebut bisa divisualisasikan pada ujung yang berlawanan dari rangkaian kesatuan (continuum).

Fungsi dan Tujuan Organisasi

Konsep fungsi dan tujuan organisasi individu maupun berkelompok dipandang secara luas yang bervariasi menurut waktu dan keadaan. Adapun beberapa fungsi dan tujuan organisasi adalah sebagai berikut :

a. Pedoman bagi kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil akhir diwaktu yang akan datang. Tujuan berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan para anggota organisasi. Dalam hal ini, fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang “harus” dan “harus tidak” untuk dilakukan atau dikerjakan.

b. Sumber legitimasi, tujuan juga merupakan sumber legitimasi bagi suatu organisasi melalui pembenaran-pembenaran kegiatannya, disamping itu keberadaannya dikalangan kelompok-kelompok seperti pelanggan, politikus, karyawan, pemegang saham dan masyarakat pada umumnya. Pengakuan atas legitimasi ini akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan berbagai sumber daya dan dukungan dari lingkungan sekitarnya.

c. Standar pelaksanaan, bila tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami dimana hal ini dipahami akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi. Setelah organisasi menetapkan tujuan-tujuan dalam bidang-bidang yang dapat dikuantifikasikan seperti penjualan, posisi pasar, atau laba, derajat kesuksesan yang dicapai dapat dengan mudah diukur.

d. Sumber motivasi, tujuan organisasi dapat berfungsi sebagai sumber motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggotanya. Fenomena ini tampak paling jelas dalam organisasi yang menawarkan bonus bagi pencapaian tingkat penjualan tertentu, dan sebagainya, yang dikaitkan secara langsung dengan laba tahunan. Bisa juga dalam organisasi jenis lain, status dan prestise sebagai anggota tim juara hampir selalu menjadi sumber motivasi yang kuat.

e. Dasar rasional pengorganisasian, dinyatakan secara sederhana, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi. Tujuan organisasi dan struktur organisasi berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan, pola penggunaan sumber daya, implementasi berbagai unsur perancangan organisasi seperti pola komunikasi, mekanisme pengawasan, departementasi, dan sebagainya.

Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat. Sementara unsur-unsur organisasi menurut pendapat Henry Mintzberg (1984:171) terdiri dari :

1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi). 

2. Standardisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksannya kegiatan seperti yang direncanakan.

3. Koordinasi kegiatan, menunjukan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.

4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjakan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan. Ukuran satuan kerja menunjukan jumlah karyawan dalam satu kelompok kerja.



sources : google.com

Senin, 18 Maret 2013

YOUNG ENTREPRENEUR


ELANG GUMILANG – 22 years old

Elang Gumilang has become a millionaire from selling the business place to stay for the lower classes. He pioneered the success of the sales force and selling a variety of goods.

everyone aspires to own a home. People are willing to work hard to meet the needs of one's own residence status at the time was independent. However, not everyone is lucky enough to own their own home. In Indonesia, there are 70 million people or 8.3 million families who do not have a home. This figure is predicted to grow each year 800,000. Now, with the flag of Elang’s Group, he has built over 2200 houses in six residential complexes and Sukabumi in Bogor, West Java. Turnover of about 900 homes. Elang overall turnover in 2011 is $ 54 billion!

Interwoven Elang success is not realized easily. Eldest of three brothers started doing since I was a senior high school (SMA). He was selling donuts at several elementary schools. This activity is stalled because the parent is prohibited. However, Elang didn’t necessarily stop acting. He is the business talents through various entrepreneurial race. He had won several competitions with the theme of independence. Tenacity that drove her to be students of the Faculty of Economics and Management, Bogor Agricultural University (IPB).

Plunged into property

From experience withdrawal and introspection, Elang got the inspiration for the business property. He realized, this business is not easy and requires huge capital. But the determination to make Elang advanced reckless daring. In 2005, he joined the rehabilitation tender elementary school in Jakarta worth Rp 160 million and won.

To participate in the tender, Elang owe to the bank. Status troubling students get credit. Lucky, a relative of one of his friends who would vouch. As a result, he managed to get unsecured loan of Rp 150 million. At age 20, he had to pay the mortgage debt of Rp 8.7 million per month for two years!

The project was completed. But, Elang has made the debt burden somersault pay. For that, he became the company's sales force a property in Bogor. Here, Elang did not receive a monthly salary, commission only when successfully sell homes. This work gives additional knowledge in the real estate business. Again, the constraints of capital and the bank did not want to give credit. Not giving up, Elang had took five companions and accumulated capital of Rp 340 million. In 2007, the first project of Elang’s Group Housing Salak Endah Puri, went on sale. Quickly, 450 housing units worth USD 25 million were sold. Low-cost housing projects other Eagle continues.

Elang returns to buy cheap land in the Lido, Sukabumi. This time, he got financing from banks. Unmitigated, worth Rp 25 billion. Debt position was now living Rp 12 billion. Elang continues to embody the concept of meeting the needs of residents of housing that is integrated from upstream to downstream. He wants each complex has a cooperative effort to manage water supply, security, markets, and health facilities.

sumber : www.google.com


MELIA CHOLILAH
2 SA 04
14611411