Kelas : 2 SA 04
NPM : 14611411
- buatlah karangan/narasi/cerpen mengenai fenomena seseorang yang berhasil bangkit dari penderitaan yang pernah dialaminya (move on)
Waktu Aku sama Mika
“Sugar, kamu tau gak.. kamu tuh ngingetin aku sama anak-anak
dibuku Toney Hayden..”
“karna aku cacat?”
“bukan, tapi karna kamu special”
Mika : “Bima bilang, aku pasti tolol karna mau berpacaran
dengan Mika. Ia bilang, Mika itu aneh dan bukan orang yang pantas untuk
dipacar. Aku tidak mengerti. Jadi aku tanyakan alasannya. Bima bilang, karna
Mika itu AIDS.
Aku bertanya pada Mika, “Apa AIDS membuatmu berhenti tertawa
ketika kamu menonton fil Mr. Bean? “Mika menjawab, Tidak”
“Apa AIDS membuatmu berhenti merasa bawa cokelat M&M’s
adalah yang paling enak? “Mika menjawab, Tidak”
“Apa AIDS membuatmu berhenti berpikir bahwa tuhan itu ada?
“Mika menjawab, Tidak”
Lalu aku putuskan untuk berhenti bertanya. Karena aku segera yakin bahwa Bima itu salah.
Tidak mungkin seseorang yang tertawa ketika menonton Mr. Bean, menyukai cokelat
M&M’s dan percaya bahwa Tuhan itu tidak pantas untuk dipacari, kan?”
Namaku Indi. Aku berumur
15 tahun dan aku bertemu dengan seorang lelaki namanya Mika, waktu itu
aku masih sangat muda dan aku adalah seorang remaja yang pendiam, polos dan
tidak percaya diri. Sedangkan Mika waktu itu berumur 22 tahun. Sangat percaya
diri dan menyenangkan.
Kepribadianku yang terbentuk pasif, bukanlah tanpa alasan.
Aku terlahir dengan cacat tulang belakang. Agar bisa berdiri tegak, dokter
memasangiku sebuah penyangga yang menyiksa. Penyangga yang dipasang di
sepanjang punggung sampai sebatas leher. Penyangga yang harus dipasang sampai
tulangku berhenti tumbuh.
Sakit rasanya bisa menemukan teman-teman seusiaku yang bisa
menerima keadaaanku seperti ini. Itulah yang membentuk kepribadianku seperti
ini, itulah yang membentukan kepribadian pasifku.
Aku benci.. Mengapa aku harus terlahir seperti ini. Tuhan
tidak adil.. Tuhan tidak menyayangiku.. aku berbeda dengan anak-anak lain yang
harusnya seusiaku mulai bisa bereksplorasi dan mengenal hal-hal diluar sana,
tetapi aku hanyalah gadis dengan tulang belakang yang tidak tumbuh dengan
sempurna. Dan aku harus memakai penyangga yang sangat menyebalkan dan membuatku
tidak nyaman.
Sementara itu.. aku bertemu Mika, dia terlihat sangat kuat.
Badannya tidak besarapalagi berotot. Dia berbadan kurus dengan tulang pipi yang
menonjol. Dia terlihat kuat karna sorot matanya selalu memandang optimis.
Waktu Mika memintaku untuk jadi pacarnya, aku langsung
menerima. Aku tidak tahu mengapa. Mungkin karena aku begitu polos atau mungkin
krna aku mencintainya. Sulit memastikan perasaanku waktu itu. Karena waktu
itulah pertama kalinya ada seorang lelaki yang memintaku untuk menjadi
pacarnya.
Aku memang masih polos, tapi aku yakin dengan apa yang aku
lakukan. Hari pertama aku berpacaran dengan Mika dia member tahuku tentang
penyakit AIDS, aku tidka tahu banyak tentang penyakit itu, tapi aku benar-benar
yakin dengan keputusanku waktu itu. Orangtuaku tidak setuju dengan hubungan
kami dan orangtuaku menganggap keputusanku sangat bodoh. AIDS adalah salah
besar. Itu kata mereka. Tapi, tidak ada
yg bisa merubah keyakinanku. Aku merasa Mika adalah lelaki yang jujur dan
pemberani, karna ia telah memberitahuku tentang penyakitnya.
Sejak hari itu aku merasa wanita yang paling beruntung. Mika
adalah pahlawanku, dia selalu ada disaat aku butuh. Dia selalu mendengarkan
ceritaku. Aku sangat menghormati Mika. Bahkan tidak pernah sekalipun aku
bertanyakepadanya darimana dia bisa mendapat penyakit AIDS. Bagiku itu tidak
penting. Hidupku bergantung kepadanya. Aku tidak bisa hidup tanpa Mika.
Hari-hari aku lewati dengan indahnya bersama Mika yang
pujaan hatiku yang baru. Mika bisa mengisi kekosanganku dan selalu memberiku
semangat, hidupku berubah tidak lagi pesimis dan pasif ketika Mika datang masuk
ke kehidupanku . Aku sangat senang karna Mika membuat nama panggilan kesayangan
untukku “Sugar” nama panggilan sayangnya untukku. Mika bilang, kenapa aku
diberi nama Sugar olehnya, karna aku manis seperti gula (gula = sugar).
Hari itu, disekolahan ada pelajaran olahraga dan seperti
biasanya aku tidak pernah ikut jika ada materi untuk berlari marathon atau
semacamnya. Aku kaget ketika itu Mika dating tiba-tiba ke sekolahanku dan ia
langsung berbicara kepada guru olahragaku supaya aku bisa mengikuti lari. Dan apa…
mika langsung menggendongku ke atas punggungnya. Tuhan.. aku sangat senang
sekali karna hari itu pertama kalinya aku berlari tetapi tuhan mengirim Mika
untuk membawaku berlari. Mika bilang, aku harus memeluknya dengan erat agar aku
merasa aman. Tidak tahu mengapa, aku sangat percaya kepada Mika, walaupun kata dokter aku tidak boleh
berlari atau digendong dipunggung, karna akan menyakitkan punggungku jika
bergerak. Aku tidak peduli, yang aku tau Mika adalah Kekasihku yang tidak akan
membiarkanku terjatuh dan merasa sakit.
Waktu itu aku lagi dirumah Ben sama Mika. Ben adalah
temannya Mika, Ben punya adik perempuan, masih kecil, kalau aku temani Mika
main dirumah Ben, aku boleh istirahat dikamar adik perempuannya Ben. Waktu itu,
aku mau tidur tapi punggungku sakit aku bilang sama Mika. Mika bilang, aku
harus coba pijit-pijit punggungku sendiri. Tapi aku tidak bisa, penyanggaku
terlalu ketat dan tanganku tidak bisa masuk kesitu. Mika bilang, coba cara
kedua. Aku bisa coba tidur telungkup, biar punggungku tidak terlalu tertekan,
aku coba, tapi dadaku jadi sakit... Penyangga itu rasanya menusuk semua tulang
rusuk dadaku. Aku mulai merengek, aku tau itu salah, tetapi Mika tetap sabar
dan mencoba menenangkanku.. dan Mika bilang ada cara terakhir. Aku harus coba…
aku harus biarkan rasa sakit itu hilang sendiri. Aku coba ternyata rasa sakit
itu benar hilang dengan sendirinya walaupun cukup lama.
Hari ini, rasa sakit karna kepergian Mika masih terasa. Tapi
aku tau suatu hari akan hilang…
Pagi itu aku kerumah Mika, mamanya bilang Mika ada didapur.
Aku lihat Mika sedang duduk dimeja ditemani semangkuk sereal didepannya dan
belum dimakan. Mika tersenyum kepadaku, lalu ia berlari kebelakang, Mika
mengeluarkan suara muntahan, aku bergegas melihat Mika, dan aku lihat Mika
mengeluarkan ludah yang tiba-tiba menjadi banyak seperti busa, Mika tersenyum
dan hanya bilang “Sakit…” sambil menangis. Mamanya membawa Mika ketempat tidur.
Lalu aku bertanya kepada mika sambil menangis juga, apa rasanya Mika? Mika
jawab “Sakit…”
Hari itu menjadi hari terakhir aku bertemu Mika. Aku
berharap Tuhan mau mengembalikanmu ke dunia agar bisa bersamaku lagi. Mencintaiku
lagi, menyayangiku lagi, memelukku lagi, memahamiku lagi, menggendongku lagi,
menciumku lagi dan memebriku semangat setiap harinya. Aku berharap Tuhan mau
menurunkan obat untuk penyembuh penyakit AIDS agar Mika bisa bersamaku lagi dan
menemani hari-hariku lagi.
Aku tidak bisa berlari, tapi Mika jadi kakiku. Aku diatas
punggung Mika dan dia berlari bersamaku, Mika you’re my hero!
Semenjak kenal Mika hidupku berubah, bukanlah Indi yang
pasif dan pesimis untuk menjalani hidup sebagai perempuan yang tidak punya
tulang belakang. Karna Mika lah satu-satunya orang yang memeberiku semangat dan
memberitahuku masih ada dunia yang harus aku hadapi sebagai perempuan yang
tegar dan aku harus sembuh dari penyakitku. Seperti halnya Mika yang mempunyai
penyakit AIDS dan dia bisa melawannya hingga Tuhan benar-benar memanggilnya.
Aku tahu dua tulang rusuk kananku asimetris.
Aku tahu
tulang belakangku tumbuh tidak sempurna.
Aku tahu keseimbangan badanku sering
sekali hilang.
Aku tahu kaki kiriku tidak berfungsi sempurna.
Tapi semua itu
tidak membuatku kelihatan buruk. Aku terlihat sangat cantik, cantik sekali..
dan sangat sangat cantik.. Karna MIKA yang katakan itu padaku! Aku percaya
kepadamu Mika!
Aku ingin sekali bercerita kepadamu Mika, kalau sekarang aku
sudah menjadi perempuan yang kamu harapkan, tidak lagi cengeng, tidak lagi
manja tidak lagi menjadi gadis yang lemah. Semenjak kamu hadir untuk memberiku
semangat, memberiku cinta yang tak pernah sama dengan yang lainnya.
Kamu ajari aku bersyukur, Mika..
Dulu, aku banyak meminta.. Aku minta tuhan membuatku bisa
berlari, melompat, mendengar, berhitung, menari dan membungkuk. Tapi, setelah
ada kamu, aku hanya meminta tuhan membuatmu selalu ada untukku. Karena aku
tahu, aku pasti tidak membutuhkan apa-apa lagi. Kini, aku lebih bisa banyak
bersyukur, Mika! Itu semua aku dapatkan setelah aku mengenalmu, Mika!
Kini, aku tercatat sebagai relawan di yayasan AIDS
Indonesia. Kini, aku menjalani hari-hariku dengan senyuman kembali dan aku
tetap bersemangat walaupun penyangga ditulang punggungku belum bisa dilepas.
Namun, aku tetap menjalani terapi, hingga nanti aku bisa mendapatkan hasil yang
terbaik untuk tubuhku.
Mika, terimakasih untuk semua kenangan dan semua pelajaran
yang paling indah yang pernah kamu berikan kepadaku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar